Profil Desa Getaskerep

Ketahui informasi secara rinci Desa Getaskerep mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Getaskerep

Tentang Kami

Profil Desa Getaskerep, Kecamatan Talang, mengupas tuntas potensi agraris dan dinamika sosial di jantung Kabupaten Tegal. Ulasan mendalam mengenai data demografi, kondisi geografis, struktur pemerintahan, serta geliat ekonomi lokal berbasis pertanian dan

  • Lumbung Pangan Strategis

    Sebagian besar wilayah Desa Getaskerep merupakan lahan sawah produktif, menjadikannya salah satu penopang ketahanan pangan di Kecamatan Talang dengan komoditas utama padi

  • Dinamika Sosial Religius

    Kehidupan masyarakat sangat diwarnai oleh kegiatan keagamaan yang kental, dengan organisasi kepemudaan seperti IPNU-IPPNU yang aktif berperan dalam pembangunan sosial dan karakter generasi muda

  • Lokasi Aglomerasi Pedesaan

    Berada di lingkungan padat penduduk dengan akses yang memadai ke pusat kecamatan dan kabupaten, Desa Getaskerep memiliki potensi pengembangan ekonomi berbasis jasa dan perdagangan untuk melayani kebutuhan kawasan sekitarnya

Pasang Disini

Terletak di tengah denyut nadi aglomerasi pedesaan Kabupaten Tegal, Desa Getaskerep di Kecamatan Talang menjelma sebagai sebuah wilayah yang memadukan potensi agraris dengan dinamika sosial masyarakat yang kental. Jauh dari hiruk pikuk industri manufaktur besar, desa ini membangun identitasnya melalui sektor pertanian yang subur dan geliat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terus bertumbuh. Profil ini menyajikan gambaran utuh Desa Getaskerep, dari data geografis dan demografi hingga potensi ekonomi dan tantangan masa depan yang dihadapinya.

Keberadaannya sebagai bagian dari Kecamatan Talang, sebuah wilayah penyangga penting bagi Kota Tegal, memberikan Desa Getaskerep peran strategis. Desa ini tidak hanya berfungsi sebagai kawasan permukiman, tetapi juga sebagai salah satu lumbung pangan lokal yang menopang kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan semangat gotong royong dan kehidupan sosial yang aktif, Getaskerep terus berbenah, menunjukkan wajah desa yang tangguh dan adaptif di tengah arus modernisasi.

Sejarah dan Tatanan Pemerintahan

Menurut catatan sejarah lokal yang dihimpun dalam berbagai dokumen, Desa Getaskerep secara resmi berdiri pada 11 Juni 1821. Tonggak sejarah ini ditandai oleh peran seorang tokoh bernama Mbah Kerso Mertojoyo, yang diyakini merupakan utusan dari Kesultanan Mataram. Misinya saat itu ialah menyebarkan ajaran Islam sekaligus membuka dan membangun wilayah yang kini dikenal sebagai Getaskerep. Jejak historis ini membentuk karakter masyarakat yang religius dan memegang teguh nilai-nilai tradisi.

Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Pemerintah Desa Getaskerep berpedoman pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa serta peraturan turunannya. Struktur organisasi pemerintah desa dirancang untuk memberikan pelayanan yang efisien dan transparan kepada masyarakat. Berdasarkan data yang ada, struktur ini didukung oleh 4 Rukun Warga (RW) dan 20 Rukun Tetangga (RT) yang menjadi ujung tombak pelayanan dan penyampaian informasi langsung kepada warga. Sinergi antara pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat menjadi kunci dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan untuk mewujudkan visi desa yang sejahtera dan berakhlak mulia.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Getaskerep secara geografis merupakan wilayah dataran rendah yang subur. Berdasarkan data profil desa, total luas wilayahnya mencapai 92,292 hektare. Lahan ini terbagi menjadi beberapa peruntukan, dengan dominasi lahan sawah seluas 67,080 hektare, yang menegaskan identitasnya sebagai desa agraris. Sisa wilayahnya merupakan tanah darat atau tegalan seluas 24,167 hektare yang dimanfaatkan untuk permukiman dan kegiatan non-pertanian lainnya. Desa ini memiliki ketinggian rata-rata 8 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara harian berkisar di angka 34°C.

Secara administratif, letak Desa Getaskerep cukup strategis dengan jarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kecamatan Talang dan kurang lebih 18 kilometer dari ibukota Kabupaten Tegal di Slawi. Batas-batas wilayahnya ditetapkan sebagai berikut:

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pacul.

  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wangandawa.

  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dawuhan.

  • Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Adiwerna.

Dari sisi kependudukan, Desa Getaskerep dihuni oleh ribuan jiwa dengan komposisi yang relatif seimbang. Data demografi mencatat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.964 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.873 jiwa, sehingga total populasi mencapai 5.837 jiwa. Dari jumlah tersebut, tercatat ada 1.257 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah 0,92 kilometer persegi, tingkat kepadatan penduduk Desa Getaskerep tergolong tinggi, yaitu mencapai sekitar 6.344 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan karakter kawasan permukiman yang padat di wilayah pedesaan.

Potensi Ekonomi Berbasis Agraris dan UMKM

Tulang punggung perekonomian Desa Getaskerep bertumpu pada sektor pertanian. Hamparan lahan sawah yang luas menjadi modal utama bagi mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, menjadikan desa ini sebagai salah satu sentra produksi beras di Kecamatan Talang. Aktivitas pertanian, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga panen, menjadi pemandangan sehari-hari yang menggerakkan roda ekonomi lokal. Hasil panen tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan subsisten, tetapi juga dipasok ke pasar-pasar di wilayah Tegal dan sekitarnya.

Di luar sektor pertanian, geliat ekonomi juga didorong oleh kehadiran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meskipun tidak ada satu produk unggulan yang mendominasi secara masif seperti di desa-desa sentra industri lainnya, UMKM di Getaskerep bergerak di berbagai bidang. Sektor-sektor seperti perdagangan eceran (warung kelontong), kuliner rumahan, serta jasa-jasa pendukung aktivitas pertanian menjadi penopang ekonomi keluarga. Pemerintah desa terus berupaya mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui program-program pemberdayaan dan perbaikan infrastruktur untuk mempermudah akses dan distribusi barang maupun jasa.

Kehidupan Sosial dan Peran Organisasi Kepemudaan

Kehidupan sosial masyarakat Desa Getaskerep berjalan harmonis dengan landasan nilai-nilai religius dan gotong royong yang kuat. Hal ini tercermin dari aktifnya kegiatan di masjid, mushala, dan majelis taklim yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial warga. Semangat kebersamaan terlihat jelas dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan hingga acara-acara peringatan hari besar keagamaan dan nasional.

Salah satu aspek menonjol dalam dinamika sosial desa ini ialah peran aktif organisasi kepemudaan. Studi dan pengamatan lokal menunjukkan bahwa organisasi seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) memiliki peran signifikan dalam pembangunan desa. Organisasi ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan positif, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, hingga sosial-keagamaan. Melalui program-programnya, mereka membantu membentuk karakter pemuda desa, menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, serta menjadi agen perubahan yang berkontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat di tingkat lokal.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Sebagai desa yang terus berkembang, Getaskerep dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tingginya kepadatan penduduk menuntut ketersediaan infrastruktur dasar yang memadai, seperti sanitasi, air bersih, dan jalan lingkungan yang berkualitas. Dari sisi ekonomi, tantangan utama di sektor pertanian ialah regenerasi petani. Menurunnya minat generasi muda untuk terjun ke sawah menjadi isu yang perlu diantisipasi dengan inovasi dan modernisasi pertanian agar sektor ini tetap menarik dan produktif. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman merupakan ancaman laten yang dapat menggerus potensi agraris desa.

Meskipun demikian, Desa Getaskerep memiliki prospek yang cerah. Lokasinya yang strategis dan sumber daya manusia yang besar merupakan modal penting untuk pengembangan ekonomi di masa depan. Optimalisasi sektor pertanian melalui penerapan teknologi dan teknik budidaya modern dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Di sektor non-pertanian, pengembangan UMKM berbasis digital dapat membuka akses pasar yang lebih luas. Dengan kepemimpinan yang visioner, partisipasi aktif masyarakat, dan peran strategis generasi muda, Desa Getaskerep berpotensi besar untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing tanpa kehilangan identitas agraris dan sosial-religiusnya.